Kesabaran Rasulullah Saat Dihina Teladan Agung bagi Hati yang Terluka

Setiap manusia tentu pernah merasakan sakit hati ketika dihina, dicaci, atau difitnah. Namun, tidak ada teladan yang lebih indah dalam menghadapi ujian semacam itu selain dari Rasulullah ﷺ. Beliau adalah sosok yang penuh kasih, sabar, dan berjiwa besar meskipun sering mendapat hinaan dari kaumnya sendiri.

Sejak awal dakwah di Makkah, Rasulullah ﷺ menghadapi berbagai bentuk penolakan dan penghinaan. Orang-orang Quraisy menuduh beliau sebagai tukang sihir, penyair gila, bahkan pendusta. Namun, Rasulullah tidak pernah membalas dengan amarah atau kebencian. Beliau justru mendoakan mereka agar diberi hidayah oleh Allah ﷻ.

Salah satu peristiwa yang menggambarkan kesabaran beliau adalah ketika Rasulullah ﷺ berdakwah ke Thaif. Bukannya diterima dengan baik, beliau malah diusir dan dilempari batu hingga tubuh beliau terluka dan berdarah. Saat malaikat penjaga gunung menawarkan untuk membinasakan penduduk Thaif, Rasulullah menolak dan berkata dengan lembut:

“Sesungguhnya aku berharap agar Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang-orang yang akan menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Kelembutan dan kesabaran Rasulullah ﷺ inilah yang menjadi cerminan akhlak tertinggi seorang mukmin. Beliau tidak hanya menahan amarah, tetapi juga membalas keburukan dengan kebaikan. Allah ﷻ memuji akhlak beliau dalam firman-Nya:

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
(QS. Al-Qalam: 4)

Dalam kehidupan modern yang penuh dengan komentar negatif dan cibiran di media sosial, meneladani kesabaran Rasulullah ﷺ menjadi sangat penting. Sabar bukan berarti lemah, tetapi menunjukkan kematangan jiwa dan kedekatan dengan Allah ﷻ.

Semoga kita semua mampu meneladani akhlak Rasulullah ﷺ dalam menghadapi ujian hidup, agar hati kita senantiasa tenang dan mendapat rahmat dari Allah Yang Maha Penyayang.

Add a Comment

Butuh Bantuan?
1